Guru yang Dirindu

Jika anda guru apakah merasa dirindukan oleh murid; Jika anda dosen apakah dirindukan oleh mahasiswa? Jika kita masih menyaksikan reaksi siswa yang senang gembira ketika guru/dosen tidak hadir utk mengajar...itu pertanda guru/dosen tidak dirindukan oleh murid/mahasiswanya...

28 Desember 2009

Catatan Yusuf Mansur Network

Perjalanan hidup ini sepenuhnya rahasia Allah. Kita hanya perlu tahu bahwa Allah akan mengatur yang terbaik, sudah mengatur yang terbaik, dan memberikan hanya yang terbaik. Jalani hidup dengan percaya kepada Allah, ibadah sepenuh hati, dan pasrah akan Kehendak-Nya. Sekuat mungkin lakukan apa yang diperintah, baik wajib maupun apa-apa yang menjadi sunnat, dan tinggalkan kemaksiatan dan dosa. Barangkali inilah dari sekian rahasia supaya hidup mengalir tenang, aman, dan banyak kemudahan.

Dan dalam hidup ini, ada saja kemudian peristiwa yang kurang mengenakkan terjadi di dalam hidup kita. Sehingga kemudian jadilah kita bahagian orang yang malah tambah dekat dengan Allah, atau sebaliknya, malah meratapi dan menyumpahi hidup ini. Ada orang-orang yang Allah bukakan jalan kedekatan dengan-Nya, justru karena beban hidup yang bukan kepalang berat dan besarnya. Tapi ada yang bertambah jauh dengan Allah sebab kesulitan hidupnya. Begitulah. Hidup ini isinya barangkali hanya ada dua pilihan; jalan lurus dan jalan sesat; jalan syukur atau jalan kufur; jalan ibadah atau jalan maksiat.

Ada seorang yang merasa ga bisa memberi apa-apa buat orang tuanya, lalu bergaul dengan para hedonis dan mengambil “manfaat semu” dari sana. Ia berikan orang tuanya dunia. Tapi ia korbankan kehormatan dengan menjadi pelacur misalnya; baik pelacur bener maupun yang samar. Namun ada juga mereka-mereka yang ketika tidak bisa memberikan apa-apa ke orang tuanya lalu ia tempuh jalan anak-anak saleh untuk orang tuanya. Tidak ada dunia yang dibawa ke orang tuanya, tapi kebaikan demi kebaikan mengalir untuknya. Dan ini juga kelak akan menghasilkan cahaya dunia untuk dia dan orang tuanya.
Ada keluarga dan anak istri yang disuapi dari harta haram. Bahagia hidup bergelimang dunia tanpa keluarga dan anak istrinya sadar disuapi dari rizki haram. Kelak, banyak sekali masalah di keluarga ini. Salah satunya bisa saja justru keluarga ini bisa kehilangan sang suami. Atau suami yang kehilangan anak istri, sebab satu dua kejadian.
Ada orang miskin yang mengambil hak-hak orang dan menempuh jalan judi sebagai jalan yang bisa mengubah kemiskinannya. Banyak orang miskin yang kemudian menjadikan tangannya sebagai wasilah meminta-minta. Tidak sedikit orang miskin yang menjadi mitra tangan-tangan kotor lalu menyambung hidupnya dengan rizki kotor. Sebab itulah hidup mereka ini tetap miskin dan bertambah miskin. Kalaupun kemudian mereka-mereka ini kaya, mereka akan tetap miskin. Allah akan buat hidupnya selalu kurang dan tak terpuaskan. Bahkan tidak sedikit mereka yang jadi miskin lagi setelah mencicipi kekayaan, dan bertambah lagi dengan satu predikat: hina. Sudah miskin, hina. Misalnya sebab ketangkep, dipenjara, menderita satu penyakit, dan lain sebagainya.

Sementara itu, kita menemukan banyak juga orang miskin yang bertahan menjaga perutnya dari barang-barang yang haram. Ia kejar kemiskinannya itu dengan mempergiat bangun malam dan shalat dhuha. Ia prihatinkan diri dengan berpuasa sunnah. Dan ia jalankan hidup ini dengan ridha dan ikhlas. Bisa jadi hidupnya tetap miskin. Tapi Allah hadirkan ketenangan dalam hidupnya, rumah tangganya langgeng, rizkinya sedikit tapi jadi daging dan enak dimakan. Tidak berubah jadi penyakit. Petaka jarang sekali hadir di kehidupannya. Dan banyak kemudahan di tengah-tengah kekurangan; anak sakit, dikasih cepat sehat. Tanpa berobat. Anak kurang biaya, tapi Allah kirimkan beasiswa dari tangan orang lain. Tak punya kendaraan, tapi Allah hilangkan keperluan berkendaraan; bersaudara dekat-dekat, berkantor tinggal jalan kaki, dan lain-lain. Beda dengan sebagian dari kita, yang punya kendaraan, tapi Allah terbangkan ke sana kemari dengan kendaraannya itu, yang akhirnya malah bertambah-tambah jauh dari keluarga dan Allah. Bahkan Allah tambahkan kendaraan dengan kendaraan yang lebih hebat dan lebih mahal, yang malah menambah jauh dirinya dengan keluarga dan Allah.

Ada yang kepengen punya usaha, lalu mencari modal dari selain Allah. Sementara ada yang menggiatkan bangun malam dan dhuha, serta bersedekah. Ya, saya tidak sedikit menerima konselingan gagal bayar kredit. Usahanya halal, cara-cara usahanya benar. Ternyata sayang, di proses kreditnya, ada kebohongan dan suap. Banyak data dimanipulasi supaya kredit bisa cair, dan tidak jarang melakukan praktik suap walo sekedar dengan menjanjikan sesuatu bagi officernya. Atau ada yang prosesnya benar, ikhtiarnya benar, usahanya halal, tapi tetap bangkrut juga. Selidik punya selidik, shalat wajibnya jadi keteteran, shalat-shalat sunnahnya malahan jadi hilang. Hubungan dengan orang tua jadi jauh, dengan adik-adik malah tak ada silaturahim, dengan tetangga menjadi tak lagi dekat. Jika demikian, maka dicabut usahanya oleh Allah adalah jauh lebih baik. Sadari lagi saja, minta ampun sama Allah, dan ikhtiar lagi yang benar. Insya Allah, Allah akan berkenan memberi lagi apa yang dicabut-Nya. Ada di antara mereka yang bertahan tidak mengapa tidak diberi modal lagi untuk pengembangan usaha. Mereka merasa cukup. Sehingga tidak perlu mereka ini merekayasa laporan keuangan dan aset. Ternyata kemudian Allah berikan keselamatan buat mereka dan usahanya berkembang juga dengan izin dan takdir-Nya.
Ada orang yang kepengen kerja. Ia tempuh jalan-jalan kotor. Ia siapkan jalan pelicin. Dan tidak jarang perbuatannya itu yang melahirkan orang-orang kotor yang tadinya bersih. Pekerjaan ia dapatkan, namun keberkahan Allah hilangkan. Punya duit lebih dari tabungan setiap kali kerja, lalu Allah giring dia untuk membeli kendaraan. Baru sebulan dipake itu kendaraan, sudah mengantarkan maut untuk keluarganya. Mobil ringsek, keluarga celaka, uang terbuang sia-sia. Sementara ada yang meminta kepada Allah pekerjaan. Ia bertahan untuk tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membuat Allah murka. Ia minta sama Allah lewat jalan ibadah. Ada yang belum Allah berikan pekerjaan, namun Allah tetap tanggung rizkinya dan hidupnya tetap mulia. Ga jadi hina sebab tak ada pekerjaan. Saya pun tidak sedikit menemukan yang begini ini. Tidak kerja, namun Allah menyediakan keperluan hidup baginya. Ia tidak menjadi beban buat orang lain, sebab ia tidak meminta. Banyaklah keanehan dari matematika dan mekanisme hidup ini.

Dan ada sebagian kawan yang bertanya, apakah selalu begitu ya? Bahwa yang berbuat baik mesti berkehidupan baik dan yang jahat akan berkehidupan buruk? Bisa ya bisa engga. Pertama, silahkan kembali ke pembahasan materi tentang ukuran anugerah dan masalah. Apakah betul rentetan masalah bener-bener disebut masalah? Bukan anugerah? Dan apakah benar rentetan keberuntungan disebut anugerah? Bukan justru masalah? Kacatama dan ukurannya pakai kacamata dan ukuran yang benar. Sekedar menyegarkan ingatan, anugerah itu adalah jika kita bisa dekat dan ingat sama Allah. Sungguhpun kita berada di situasi-situasi yang menurut orang, berkehidupan buruk. Orang mukmin akan menimati sekali kedekatan dengan Allah, meskipun dia ini cacat, miskin, hina dina dalam pandangan orang, dan serba kekurangan. Orang mukmin tidak akan bahagia bila dia dipandang bagus, mulia, terpandang, kaya, berkecukupan, namun Allah jauh darinya. Dan kemudian sebaliknya, disebut masalah itu adalah jika kita hidup jauh dari Allah dan lupa sama Allah. Ini justru masalah. Maka jika kemudian kita-kita ini hidup banyak uang, karir pekerjaan dan usaha juga sedang bagus-bagusnya, tidak akan ada guna juga jika bener-bener jauh dan lupa sama Allah. Hanya akan membawa petaka saja. Jika ukuran dan kacamatanya sudah benar, maka seseorang tidak akan salah menilai.
Kedua, bukan karena amal kita, lalu ditentukanlah hidup enak atau tidak enak. Bukan. Semata karena Kehendak Allah. Tapi orang mukmin akan senantiasa berhusnudzdzan, bahwa apapun yang ditetapkan Allah, ia akan ridha, ikhlas, sabar, syukur. Termasuk mereka-mereka yang bertaubat. Dia akan menerima segala kesusahan, dengan pengalihan kepada ampunan dan kasih sayangnya Allah (lihat-lihat pembahasan sebelumnya yang berkaitan dengan ini ya).
Kita tidak sendirian. Hidup ini ada yang punya. Bahkan kalau Yang Punya Hidup ini menginginkan kita menjadi sulit, ya tidak mengapa juga. Dengan keyakinan bahwa DIA Maha Mengatur dan Berkehendak, insya Allah kesulitan yang DIA beri, akan Allah ubah sendiri menjadi kemudahan.

Ya. Di dalam ilmu tauhid, mengenal Allah sebagai pusat segala kendali, memegang peranan penting untuk membangun ketenangan dan kebahagiaan. Mereka yang mengenal Allah, akan bersedia diatur, terserah kehendak-Nya. Dan tidak ada yang mengucapkan “ia bersedia diatur”, kecuali yang benar-benar ikut dan tunduk akan seruan-Nya. Sebab ga bisa seseorang mengatakan, “Saya mah insya Allah pasrah Mas”. Tapi kemudian ia tidak bergegas memenuhi panggilan Allah. Tidak pula ia bisa mengatakan, “Saya mengikuti seruan Allah”, bila kemudian hidupnya tiada ada ibadah yang serius.
Maka tanda-tanda seseorang itu bertuhan Allah adalah manakala ia bertakwa; Sekuat mungkin menjalankan perintah-Nya, dan sekuat mungkin meninggalkan apa yang dilarang-Nya.
Sering saya katakan dalam banyak forum. Keberhasilan seseorang menuju hidup enak, berhasil menggenggam dunia, dan hidup tanpa masalah, adalah dengan hanya meniti jalan takwa ini. Dan keberhasilan seseorang keluar dari kesulitannya, sungguh, apabila ia mampu meniti jalan ini. Barangkali jalan ini sempat ia tinggalkan, tapi kemudian ia balik lagi. Maka orang-orang seperti ini yang Allah akan anugerahkan jalan keluar.

“Wa may yattaqillaaha yaj’allahuu makhrajaa. Wayarzuqhuu min haitsu laa yahtasib. Wa may yatawakkal ‘alallaahi fahuwa hasbuhuu. Innallaah baalighu amrihii. Qad ja’alallaahu likulli syai-in qadraa. Sesiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan jadikan jalan-jalan keluar dari setiap kesulitannya dan menghadiahkannya dengan rizki yang tiada ia sangka-sangka. Dan barangsiapa yang memasrahkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya. Allah meliputi semua urusan. Sungguh Allah telah jadikan segala sesuatu itu ada ukurannya”. (Qs. ath Thalaaq: 2-3).

13 November 2009

Cara Mudah Mengusir Malas

Teman-temanku para Calon Guru. Berikut Artikel bagus untuk disimak yang dapat dijadikan bekal ketika kelak sudah prakti menjadi Guru
Salam dari Guru yang ingin dirindu

Imron A Hakim

Cara Mudah Mengusir Malas
August 31, 2009 by admin
Filed under Writer Schoolen

Oleh: Kevin Jordy
“Kev, cepet belajar! Dari tadi buka facebook terus! Kamu itu kalau gak di suruh ga mau gerak, harus punya inisiatif dong kalau jadi orang!”, begitulah kalau keasikan main. Rasanya kalau udah main malesss banget .
Kalau saya pikir-pikir kayaknya kalau males itu diilangin pasti setiap orang bisa jadi hebat banget. Banyak orang ,termasuk saya hehehe tau kalau belajar itu bagus, bisa bikin kita pinter, kalau pinter di puji orang tua, akhirnya bisa dapet uang jajan lebih banyak hehehe… Kita tau, semua orang juga tau, tapi kok yang sukses cuma sedikit ya?! Ya karena terhalang males ini! Dan kayaknya males ini kok gak ada obatnya ya?? Bahkan waktu menulis artikel ini pun saya MALES!
Padahal akibat dari males pun kita tau, kita jadi nunda-nunda kerjaan dan akhirnya kalau PR dah numpuk kita bilang, “Gak ada waktu nih … Gurunya nyebelin kasih tugas kok gak kira-kira.” Padahal si guru udah ngasih tugas dari 2 minggu yang lalu. Jadilah kita cari alasan dan membuat excuses! Dan pada saat itu akhirnya kita tergerak buat ngerjain PR karena biasanya deadlinenya udah deket dan temen temen kita udah pada kelar ngerjain tugasnya!
Pada saat itu biasanya kita buatnya asal-asalan dan yang lebih parah lagi karena udah panik kita buru-buru nyalin PR temen!
Nah, dari pada kita “nunggu” perasaan takut itu dateng, trus kita baru termotivasi buat ngerjain PR, mendingan kita buat duluan aja perasaan takut itu. So, kita langsung bisa take action! Lah, gimana caranya?
Kalau kita mau menciptakan rasa takut itu, kita harus membayangkan dengan sangat dramatis dan seolah-olah benar benar terjadi. Ingat kita adalah makhluk emosi, jadi sebenernya otak kita gak ngenalin mana yang nyata atau hanya “bayangan” aja.
Yuk, sekarang coba kita bayangkan apa yang nani bakal terjadi kalo kita masih terus nunda-nunda pekerjaan kita, bayangin kalo kita males-malesan terus akhirnya nilai ulangan kita gak ada yang lulus! Bayangkan kita dimarahin guru-guru dan ortu, trus pada hari libur kita gak boleh kemana-mana! Cuma di kurung di kamar dan harus belajar, ditambah lagi kita gak dikasih uang jajan selama sebulan penuh! Bayangkan itu semua secara dramatis dengan penuh emosi!
Wah… serem banget kan? Trus kalau mau lebih serem lagi, bayangkan apa yang akan terjadi 5 tahun lagi kalau kamu masih nunda-nunda pekerjaan kamu! Bayangkan kamu gak lulus kuliah dan gak dapet pekerjaan! Utang sana-sini!
Wah … tambah ngeri lagi nih! Kalau temen-temen udah ngebayangin yang jelek-jelek secara dramatis, sekarang kita mau ngebayangin hal-hal yang positif!
Bayangkan apa yang akan terjadi kalau kita gak nunda nunda kerjaan atau PR kita. Bayangkan kita dipuji guru-guru dan ortu. Bayangkan kamu disukai semua temen-temen kita. Bayangkan kita dapat uang jajan tambahan! Pokoknya bayangkan kesuksesaan temen temen kalo gak lagi nunda-nunda kerjaan.
Inget ya, waktu ngebayangin sesuatu temen temen harus kasih emosi. Perjelas bayangan kita, lalu perjelas juga suaranya, rasakan suasananya. Bayangkan juga dimana tempatnya secara detail.
Temen temen inget motto ini, “No Action Nothing Happen, If you take action Miracle happen!” Pak Einstein juga ngomong, ”Bila ingin hasilnya berbeda tetapi tindakannya tetap sama, adalah definisi dari orang gila!”
Cara lain untung mengubah kita yang malas menjadi rajin yaitu dengan merubah fokus.
Temen saya, Brian yang dulunya males-malesan belajar terus yang ulangannya agak jelek, tiba-tiba kok nyamperin gua buat ngerjain PR sama sama, terus jauh jauh hari sebelum ulangan Mat udah minta ajarin saya. Saya kaget juga ketemu ketemu ternyata dia mau cari muka di depan cewek yang dia suka.. Ooooo jadi ngerti saya sekarang! Kalu dia bisa ngerjain PR dia bisa ngakarin sekalian Pedekate.. hehehe^^
Nah, si Brian itu tanpa dia sadar telah nerapin jurus merubah fokus ini.
Biar lebih jelas lagi gimana caranya ngerubah fokus, nih salah satu caranya: Merubah gerak.
Merubah gerak itu maksudnya merubah kebiasaan yang sifatnya jasmani kayak kebiasaan duduk kita misalnya. Nanti akan kita rubah dari kebiasaan yang kurang memotivasi kita menjadi kebiasaan yang bikin kita lebih semangat!
Supaya lebih jelas lagi kita buktiin sendiri yuk! Inget kalau kita berpartisipas ilmunya lebih cepet nangkep loh!
Test 1: Coba temen temen duduk seperti biasa ketika temen temen sedang bersantai.
Nah sekarang temen temen lakukan Test 2
Test 2: Sekarang coba kita duduk dengan tegak, dada dibusungkan ,tarik nafas dalam dalam … buang ….. fuhhhhhhh….. Lalu cobalah tersenyum tanpa alasan..:D
Ketauan bedanya kan? Perasaan kita jadi jauh lebih enak dan fresh!
Tentunya temen temen ngerasain perbedaanya kan?? Jadi pasti temen temen udah ngerti gimana gerak memengaruhi perasaan dan mood kita??
Saya masih inget waktu saya lagi gak mood banget ngerjain tugas, rasanya capek banget, tapi seketika moodnya berubah loh akibat dari “Guncang bumi” yang di ajarkan Pak Tung secara gak langsung lewat VCD seminarnya. Terus terang walaupun pertama saya pikir ini agak aneh, tapi begitu dipraktikkan sangat dasyat!
Nih ada PR buat temen temen! Hehehe ini PR gampang kok.. Temen temen tulis sendiri 30 cara untuk memotivasi diri lewat gerakan, saya sendiri udah nemuin lebih dari 50 cara loh. Contohnya ya, tarik nafas dalam dalam (jangan lupa di hembuskan ya!hehehe), tersenyum tanpa alasan (jangan dilakukan di depan orang-orang!XD), melihat pemandangan, ngulet, dll, pokoknya yang bisa membuat kita ngerasa lebih baik!
PS: Tips ini tidak hanya untuk pelajar seperti saya , tetapi untuk semua orang! (Hanya tinggal disesuaikan sesuai kondisi saja)
Semoga tips ini bermanfaat.
*) Kevin Jordy, Alumnus Workshop Menulis Buku Best-Seller batch 11 ini adalah anak SMA kelas 1 (usia 15 tahun) di China Hongkong English School, China. Dapat dihubungi langsung di kevinjordy94@yahoo.com.

09 Januari 2009

SOMBONG

Saudaraku, peminat blog imronahakim.

Dalam pergauan sehari-hari, seringkali kita jumpai seseorang yang merasa diri lebih dari yang lain, bahkan kita sendiri juga pernah terhinggapi perasaan yang disebut sebagai “sombong”. Tapi, mengapa kita harus sombong? Bukankah kesombongan dapat melukai perasaa orang lain dan menutup dari Berkat dan Rahmat Allah Swt?. Sebab yang pantas sombong adalah HANYA ALLAH YANG MAHA SEGALANYA. Kita sebagai manusia tidak ada apa-apanya kalau tidak diperkenankan oleh-Nya. Berikut saya sisipkan tiga ulasan tentang kesombongan yang bersumber dari milis Money Magnet untuk kita renungkan dan untuk tidak menjadi sombong dengan kondisi yang ada pada diri kita. Semoga bermanfaat.

Salam hangat,

Imron A Hakim

Apa yang kita sombongkan ?
Minggu, 7 September, 2008 08:16
Dari: "Adi W. Gunawan"
Kepada: money_magnet@yahoogroups.com
Apa yang kita sombongkan ?
Jumat, 5 September, 2008 14:00
Dari: "Eliana Widijansih"
Kepada: money_magnet@yahoogroups.com

Ada artikel bagus, semoga bermanfaat.

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras.

Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?" Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain. Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita. Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi. Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan. Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati.

Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego. Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri. Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.

Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan ?
Sumber : Internet bebas

Sabtu, 6 September, 2008 06:31
Dari: "Johansyah S Arifin"
Kepada: money_magnet@yahoogroups.com
Terima kasih mbak Eliana, artikel yang sangat bermanfaat. Mengingatkan kita untuk selalu menjaga hati dari godaan-godaan ke "ego" an kita. Saya jadi teringat sebuah nasehat guru ngaji saya, dimana beliau mengatakan bahwa untuk menggoda manusia, misalnya dalam melaksanakan kegiatan ibadah ritualnya sehari-hari, maka setan akan menjalankan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah dia (setan) akan mengajak kita untuk tidak sama sekali melakukan ibadah ritual tersebut. Misalnya dalam agama saya, kita diajak untuk tidak melaksanakan shalat 5 waktu sama sekali.
2. Kalau langkah ini tidak berhasil, maka dia akan menggoda kita untuk bolong-bolong menjalankan shalat ini. Dengan memunculkan berbagai kendala sebagai alasannya, sehingga kita melaksanakan shalat hanya 4 kali, 3 kali bahkan mungkin hanya 1 kali saja sehari.
3. Kalau tidak berhasil juga, maka dia akan selalu berusaha untuk membuat shalat kita tidak Khusyu' (tidak fokus). Sehingga fisik kita shalat, tapi pikiran kita kemana-mana
4. Kalau masih tidak berhasil, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah dia akan membantu kita agar dapat melaksanakan ibadah dengan sangat baik (misalnya kalau dalam contoh ibadah shalat ini, kita tidak hanya melaksanakan shalat wajib tapi juga yang sunnah), tapi sambil menghembuskan hasutan-hasutan rasa bangga dalam diri kita yang akan berujung ke rasa Sombong (seperti yang ada dalam artikelnya mbak Eliana). Dimana kita merasa sudah menjadi orang yang sangat saleh dan merasa benar, sehingga kadang-kadang kita menyalahkan bahkan meremehkan orang lain yang kita anggap kualitas ibadahnya tidak sama dengan kita.
Semoga kita dijauhkan dari perangkap "ego" kesombongan ini. Namun marilah kita tetap berkarya dan tetap berkontribusi dalam upaya menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi, sehingga makin banyak orang yang akan berbahagia di bumi ini, sambil senatiasa memohon kepada Tuhan, semoga selalu menjaga ketulusan & kelurusan niat kita ini. Amiiiiinnnnn ................
PS. : Wahhhh, jadi kaya khotbah yaaa.... beribu-ribu sorry dehhh....
Salam berkelimpahan,
Johan S Arifin


Hi Alls,
Mumpung lagi membahas soal kesombongan saya ingin sedikit menambahkan. Ada lima faktor penyebab kesombongan.
1. Harta (segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemilikan)
2. Jabatan (posisi)
3. Usia (orang yang sudah tua merasa sudah banyak makan asam garam kehidupan)
4. Fisik (orang cantik, ganteng)
5. Pengetahuan (pintar, cerdas)
Semakin tinggi kita di setiap level di atas, misal semakin kaya, semakin tinggi jabatan, semakin tua, semakin cantik/gagah, dan semakin pintar maka perangkap kesombongan akan semakin kuat dan halus (garis bawaw dari imronahakim.
Salam,
Adi W Gunawan

04 Januari 2009

PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKIP UNSRI 2009-2013

PROGRAM KERJA CALON DEKAN
Masa Bakti Tahun 2009 -2013


1. Latar belakang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya (Unsri) adalah lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Sebagai LPTK, FKIP Unsri, bertugas dan berkewajiban mempersiapkan calon-calon tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu, unggul, profesional dan berakhlak mulia. Sebagai bagian dari Universitas Sriwijaya, FKIP Unsri berkewajiban mewujudkan Visi Universitas Sriwijaya, yaitu menjadi perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang berbasis riset, memiliki keunggulan di berbagai cabang ilmu, khususnya di bidang pengembangan sumber daya alam, menghasilkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan YME, berkualitas, berakhlak tinggi, berbudaya, bersemangat ilmiah, dan menguasai serta mampu mempergunakan IPTEK, informasi dan kesenian untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Selain itu, sebagai bagian dari lembaga pendidikan tinggi, FKIP Unsri dalam melaksanakan pendidikannya tetap bertumpu pada program penataan sistem pendidikan tinggi, yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Dengan demikian, maka prioritas program kerja saya sebagai Dekan FKIP Unsri masa bakti 2009-2013 difokuskan pada beberapa aspek berikut.

2. Program Strategis

a. Peningkatan mutu pendidikan melalui: (a) standardisasi kegiatan akademik dengan acuan Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan (b) melaksanakan penjaminan mutu terhadap seluruh aspek kegiatan akademik dan aspek pendukungnya.
b. Peningkatan mutu pelayanan administrasi umum, akademik dan kemahasiswaan, serta administrasi keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
c. Peningkatan kreativitas mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan dengan menanamkan sikap dan nilai-nilai luhur tugas guru profesional.
d. Peningkatan mutu penelitian, penerapan IPTEKS dan Pemberdyaan masyarakat.
e. Peningkatan mutu lingkungan kampus sehingga tercipta suasana yang indah, nyaman dan menyenangkan bagi semua sivitas akademika.
f. Peningkatan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang dan mahasiswa
g. Peningkatan peran FKIP Unsri dalam kancah regional, nasional dan internasional

3. Program Kerja

a. Bidang Akademik

1) Meningkatkan kemampuan akademik dosen dengan memberikan dukungan kemudahan bagi dosen untuk: (1) meningkatkan kualifikasi akademiknya, baik pada jenjang S2 maupun S3; (2) mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah sesuai bidang ilmunya; (3) dorongan kenaikan pangkat dengan memberikan peluang presentasi seminar.
2) Memberikan insentif bagi dosen yang menyusun modul, bahan ajar yang diarahkan menjadi bahan ajar e-learning untuk dipergunakan bagi kepentingan perkuliahan.
3) Meningkatkan mutu sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standard yang berlaku disertai dengan melengkapi semua ruang kuliah dengan fasilitas pendingin ruang dan LCD.
4) Melengkapi dan meningkatkan mutu alat, materi, bahan dan pelayanan sumber-sumber belajar (learning resource) seperti perpustakaan, internet, dan laboratorium.
5) Meningkatkan kompetensi lulusan, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan memperbaiki mutu praktik pengalaman lapangan (PPL) mahasiswa.
6) Meningkatkan mutu proses dan pengelolaan kegiatan pembelajaran melalui pemantauan efektivitas pelaksanaan perkuliahan, pemantauan kehadiran dosen dan mahasiswa.
7) Meningkatkan mutu penilaian pendidikan melalui strandardisasi instrumen penilaian.
8) Menyediakan dana (kompetitif) bagi dosen untuk melaksanakan program penelitian dan Pengabdian Masyarakat dengan melibatkan mahasiswa.
9) Mengembangkan program penulisan buku ilmiah tentang kependidikan bagi para Guru Besar FKIP Unsri dalam rangka meningkatkan kualitas akademik dan penguatan kapasitas lembaga.
10) Meningkatkan mutu pengelolaan penerbitan jurnal ilmiah terakreditasi ”Forum Kependidikan”, dan mengembangkan jurnal FKIP Unsri versi on-line.

b. Bidang Administrasi Umum dan Keuangan
1) Meningkatkan mutu pelayanan administrasi umum dan akademik dengan memperbaiki standar operasional
2) Meningkatkan mutu SDM ketatausahaan dan keuangan melalui program pelatihan baik internal maupun diutus ke lembaga penyelenggara;
3) Mempersiapkan penerapan sistem arsip digital bidang akademik, kemahasiswaan dan ketatausahaan secara bertahap dan berkelanjutan.
4) Memperbaiki kesejahteraan dosen dan karyawan dengan meningkatkan honor dosen yang mengajar dan karyawan yang ditugaskan pada program nonreguler, seperti ekstensi dan kualifikasi.
5) Menyelenggarakan seminar pengembangan diri, motivasi dan etos kerja karyawan oleh pembicara (motivator) nasional.

c. Bidang Kemahasiswaan
1) Mengembangkan kreatifitas mahasiswa di bidang keilmuan, kesenian, kebudayaan yang relevan dengan upaya peningkatan citra calon guru pendidik yang profesional
2) Mengembangkan sikap dan perilaku mahasiswa sebagai calon pendidik profesional dengan mewajibkan memakai pakaian ”uniform” (seragam) layaknya pakaian seorang guru yang siap mendidik di seolah, minimal sekali dalam seminggu.
3) Melakukan pencarian bakat atau talent scouting di semua bidang untuk mendorong mahasiswa berprestasi di bidang karya kreasi di berbagai media, intelektual dan kemasyarakatan.


d. Penataan dan Pengembangan Lingkungan
1) Menata ruang terbuka (publik) dengan: (a) penambahan sarana fisik, seperti membangun semacam ”saung-saung” atau tenda yang dapat digunakan untuk beristirahan sambil bersosialisasi dan belajar, akses internet oleh mahasiswa, (b) melakukan penghijauan, pembuatan taman bunga dan lainnya yang ramah lingkungan serta kondusif bagi suasana akademik.
2) Memperbaiki dan memeliharan fasilitas umum dalam lingkungan Fakultas, seperti kebersihan Kamar Kecil (WC/KM), tempat berwudhu, musholla.
3) Penataan tempat parkir kendaraan mobil dan sepeda motor demi keamanan dan ketertiban.
4) Meningkatkan kebersihan dalam dan luar gedung kantor dan ruang kuliah disertai dengan pengelolaan sampah yang baik.


e. Kerjasama/Kemitraan
1) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan pemerintah provinsi, kota/kabupaten baik di Sumatera Selatan maupun di luar Sumatera Selatan, khususnya dalam rangka peningkatan kualitas akademik, kemahasiswaan dan kelembagaan.
2) Melakukan kerjasama dengan pemerintah kabupaten dalam merekrut dan mendidik calon tenaga kependidikan yang akan ditempatkan di daerah asal dengan pola ikatan dinas atau pola lain yang disepakati.
3) Menjalin kemitraan dengan PTN/PTS baik dalam maupun luar negeri guna meningkatkan mutu dosen (kesempatan belajar: S2,S3; short course), dan berbagi (sharing) pengalaman dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
4) Dalam rangka meningkatkan mutu akademik dan penguatan kapasitas lembaga, Jurususan atau Program Studi diberikan kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan jurusan atau program studi pada perguruan tinggi lain baik dalam maupun luar negeri.
5) Menjalin kerjasama secara internal dengan semua fakultas di lingkungan Universitas Sriwijaya, khsusunya dalam upaya pengembangan kemampuan mengajar bagi dosen-dosen non- kependidikan.

f. Penguatan organisasi dan sistem dukungan manejerial Fakultas
1) Menghidupkan kembali (mengembalikan) fungsi Jurusan Ilmu Pendidikan untuk mengkoordinasi program S1 PGTK/PAUD, PGSD, dan Bimbingan Konseling (BK), serta pendidikan profesi guru. Hal ini sangat penting mengingat di beberapa FKIP pada Universitas lain, seperti Unila, Unib, jurusan Ilmu Pendidikan-lah yang mengkoordinasikan program studi tersebut.
2) Menerapkan merit system dalam pemberian insentif serta penerapan disinsentif bagi pelanggaran ketertiban (dosen dan karyawan).
3) Dibentuknya unit layanan car pool fakultas dengan fasilitas mobil dan supir untuk melayani tamu fakultas, melayani dosen atau karyawan yang ditugaskan oleh fakultas, dan layanan lainnya yang dipandang penting dan darurat.
4) Membangun unit bantuan ”uang kemalangan” bagi dosen dan karyawan.
5) Melaksanakan pertemuan sebulan sekali untuk dosen, karyawan dan mahasiswa, selain melakukan pertemuan bulanan dengan pimpinan jurusan, program studi, ketatausahaan, dan unit-unit kerja di lingkungan Fakultas .
6) Pembuatan situs di internet khusus tentang FKIP Unsri sebagai salah satu upaya pencitraan publik.
7) Pengembangan fasilitas yang berfungsi mendukung pelayanan program belajar jarak jauh (PJJ) melalui layanan jaringan internet.
8) Memantau dan mengevaluasi manfaat program asuransi kesehatan pegawai dan dosen. Hal ini diperlukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dosen dan karyawan baik PNS maupun honorer.
9) Pengembangan layanan informasi/informasi kebijakan Fakultas lewat SMS bagi Pimpinan, Karyawan dan Mahasiswa.

Demikianlah program kerja saya sebagai Dekan FKIP Unsri untuk masa bakti tahun 2009-2013. Saya yakin program-program yang ditawarkan tersebut adalah realistis dan dapat dilaksanakan dengan dukungan semua pihak, khsusnya Senat FKIP Unsri. Saya yakin pula bahwa program tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan, mutu pelayanan yang prima dan dapat membangun CITRA FKIP Unsri sebagai salah satu LPTK yang memiliki posisi terhormat dan diperhitungkan, sehingga menjadi rujukan bagi LPTK lain baik regional maupun nasional.
Jadi, Saudaraku, para anggota Senat FKIP Unsri yang terhormat, tetapkanlah dan mantapkanlah pilihan Anda pada saya sebagai Calon Dekan FKIP Universitas Sriwijaya, dan saya siap, dengan izin Allah Yang Maha Kuasa, untuk melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab.
Terima kasih.

Indralaya, 31 Desember 2008

Calon Dekan FKIP Unsri
Periode 2009 -2013,


Imron Abdul Hakim
NIP 131124263

02 Januari 2009

MELEPASKAN SAKIT HATI

MELEPASKAN SAKIT HATI - 03 Juni 2008 - 12:06 (Diposting oleh: Editor)

“No one can make you jealous, angry, vengeful, or greedy – unless you let him. – Tak seorangpun membuat Anda cemburu, marah, mendendam, atau rakus – kecuali Anda mengijinkannya.”
~ Napoleon Hill

Dalam pergaulan sehari-hari wajar jika kita tidak selalu bersanding dengan kemesraan bersama teman-teman maupun keluarga, kerabat, kolega bisnis, dan lain sebagainya. Ada kalanya terjadi benturan kecil atau besar. Tak jarang kita juga bertemu dengan orang-orang yang bersikap negatif, misalnya senang menghina, ikut campur urusan pribadi, memotong pembicaraan, merusak kebahagiaan, menghancurkan impian, senang menertawakan merendahkan, dan lain sebagainya. Benturan-benturan maupun sikap negatif tersebut dapat menimbulkan sakit hati yang luar biasa.

Tidak semua orang di antara kita berjiwa besar untuk melepaskan sakit hati tersebut. Meskipun demikian, usahakan untuk melepaskan sakit itu secepat mungkin sebelum meracuni jiwa kita. Pengalaman di sepanjang hidup saya memberikan pelajaran berharga bahwa memelihara sakit hati hanya menimbulkan kerugian dan kesulitan belaka.

Sebuah kisah berikut ini mungkin dapat memberikan gambaran yang lebih jelas betapa tidak enaknya menyimpan rasa sakit hati. Dikisahkan tentang seorang guru yang memberikan tugas cukup unik kepada para anak didiknya untuk mata pelajaran budi pekerti. Hari itu siswanya di kelas 3 SD diminta untuk memasukkan kentang ke dalam sebuah kantong plastik, sesuai dengan jumlah orang yang tidak disukai. Jika siswa membenci banyak orang, maka semakin banyak pula kentang yang ia masukkan ke dalam plastiknya.

Tugas selanjutnya adalah para siswa diwajibkan membawa kentang-kentang tersebut ke mana pun mereka pergi selama satu minggu. Hari pertama, kedua dan ketiga para siswa masih belum banyak mengeluh. Tetapi menginjak hari ke-4 sampai hari ke-6, hampir seluruh siswa itu mengeluh, karena merasa sangat tersiksa membawa beban yang cukup berat apalagi kentang-kentang itu mulai membusuk dan berbau. Setelah satu minggu barulah kentang-kentang itu dilepaskan, murid-murid itu pun merasa sangat lega.

Kisah tersebut mengisyaratkan alangkah ruginya menyimpan rasa sakit hati terus-menerus. Salah satunya mungkin sakit hati itu menyebabkan tubuh kita menjadi cepat letih dan sakit. Selanjutnya, menyimpan rasa sakit hati dapat menghambat upaya kita mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Sebaliknya, bila kita berbesar hati melepaskan sakit hati itu maka kita akan lebih mudah memetik manfaat darinya. Meskipun usaha itu tidak mudah, tetapi selama Anda berkemauan maka tidak akan ada yang sulit. Semoga beberapa tip berikut ini memudahkan usaha Anda melepaskan diri dari rasa sakit hati.

Berbicara tentang upaya melepaskan diri dari sakit hati tentunya kita harus terlebih dahulu menjernihkan hati kita agar dapat memandang persoalan dengan jernih pula. Koreksilah diri sendiri, bersihkan hati dari kotoran temasuk iri, dengki, sirik, pelit, culas, dan lain sebagainya. Pastikan bukan diri Anda sebenarnya yang keliru atau terlalu sensitif, sehingga orang lain berbuat sesuatu yang wajar saja tetapi bagi Anda sudah menyakitkan hati.

Bila hati nurani sudah dapat memastikan tidak ada yang salah dalam diri Anda, maka cara yang dapat Anda tempuh untuk melepaskan sakit adalah tersenyum tulus dan selalu menampilkan wajah ceria untuk melepaskan sakit hati terhadap orang yang sudah menyakiti hati Anda. Karena tanpa mereka sadari sebenarnya sikap buruk mereka justru mengasah hati nurani Anda semakin tajam. Anda sudah merasakan betapa tidak enaknya dihina, dihasut, difitnah, dimanfaatkan, dan lain sebagainya, sehingga Anda tidak akan berani melakukan sikap buruk yang sama. Secara tidak langsung mereka sudah menyebabkan kebaikan-kebaikan di dalam hati nurani Anda semakin indah terpancar dalam sikap maupun perbuatan Anda.

Berusahalah bersikap manis sebagai bentuk terima kasih kepada orang yang sudah menyebabkan Anda sakit hati. Bagaimanapun juga, mereka sudah menginspirasi Anda untuk mendidik diri sendiri maupun keturunan Anda untuk tidak melakukan sikap serupa. Sehingga, diri Anda maupun keturunan Anda nanti lebih terkontrol untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat menyakiti orang lain.

Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa orang-orang yang sudah menyakiti hati Anda itu memiliki andil yang sangat besar membesarkan tekad dan kemampuan Anda. Mereka sudah membuat Anda memiliki pribadi yang kuat dan sabar. Sehingga, Anda tidak mudah goyah menghadapi situasi sesulit apa pun dalam upaya mengejar cita-cita dan menjadi orang yang hebat.

Ini pengalaman pribadi ketika saya bekerja di sebuah perusahaan di Malaysia belasan tahun yang lalu. Seseorang sudah berbuat culas, sehingga karier dan investasi yang saya bangun dengan susah payah hancur lebur tak bersisa dalam sekejap mata. Terus terang waktu itu saya sangat terpukul dan sakit hati atas perbuatannya.

Cukup lama saya menyimpan rasa sakit hati pada atasan saya tersebut. Tetapi kemudian, saya berpikir alangkah bodohnya membiarkan kebencian merasuki pikiran saya. Susah payah saya merasakan sakitnya hati, sedangkan dia tidak ikut merasakan penderitaan saya.

Sejak saat itu saya bertekad untuk melupakan semua kenangan buruk dengan menumpahkan seluruh kekesalan pada selembar kertas lalu membakarnya. Saya bertekad bahwa kebencian saya harus lenyap seperti hancurnya kertas itu dimakan api. Memori akan perlakuan buruk itu saya jadikan semangat untuk memperbaiki keadaan, membangun usaha sampai akhirnya saya memiliki bisnis seperti sekarang ini.

Saya ingin menyimpulkan bahwa solusi paling tepat untuk melepaskan sakit hati sebenarnya hanyalah mengubah api kebencian itu menjadi api semangat untuk berbenah diri. Lepaskanlah sakit hati agar langkah Anda semakin ringan untuk mengejar impian yang lebih besar dan berarti dalam hidup Anda. Melepaskan sakit hati memungkinkan Anda menjadi manusia lebih baik dan hebat.[aho]

*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller.Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com.

[Pembelajar.Com::]

SELAMAT TAHUN BARU 2009

SEMOGA TAHUN BARU INI KITA BISA LEBIH BAIK DALAM SEGALA HAL